IDI dituntut lakukan revitalisasi organisasi |
Friday, 29 May 2009 09:30 WIB | |
AYU KESUMANINGTYAS WASPADA MEDAN - Musyawarah Wilayah (Muswil) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumut pada 29-30 Mei 2009 hendaknya tidak sekadar berkumpulnya IDI cabang se-Sumut, namun diharapkan mampu menghasilkan buah pikiran berharga buat masa depan dokter khususnya di Sumut. (dat02/wsp)IDI Sumut yang cukup aktif menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai badan koordinasi Pengurus Besar IDI wilayah Sumut, namun tak dipungkiri telah banyak terjadi perubahan yang menuntut organisasi profesi para dokter ini untuk terus melakukan revitalisasi organisasi. Demikian dikemukakan Henry Salim Siregar salah satu calon Ketua Umum IDI Wilayah Sumut periode 2009-2012, tadi malam, di ruang praktiknya saat dimintai tanggapannya tentang Muswil itu. Menurut Siregar, beberapa hal yang perlu disikapi, yakni UU praktik kedokteran No.29 tahun 2004 menuntut para dokter mempertahankan dan meningkatkan kompetensi baik melalui CME (Continuing Medical Education) maupun CPD (Continuing Professional Development).. IDI beserta institusi pendidikan kedokteran diharapkan mampu memfasilitasi kedua kegiatan tersebut melalui program pendidikan kedokteran berkelanjutan. Hal lain, lanjutnya, 70 persen jumlah dokter yang tersebar di Indonesia adalah dokter umum (dokter layanan primer). Tantangan para dokter umum sekarang makin besar baik dari sisi kesejahteraan maupun kesempatan melanjutkan pendidikan spesialisasi. Masih ada para dokter umum di Sumut yang bekerja di rumah sakit tanpa jasa kehadiran (sering disebut uang Rp30.000 (selama 8 jam), namun 1 pasien hanya diberi jasa Rp2000. Untuk itu, katanya, Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut dapat memayungi dokter umum di daerah ini. Menurut Siregar, banyak masyarakat Sumut berobat ke luar negeri dengan alasan membutuhkan pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik. Dari sisi ekonomi jelas Indonesia mengalami kerugian karena devisa negara lain terus bertambah. Martabat dokter di Indonesia pun dipertaruhkan, terlebih lagi tuntutan malpraktik semakin muncul ke permukaan. Secara internal organisasi, lanjutnya, IDI Sumut memayungi Perhimpunan Dokter Spesialis (PDSp) di wilayahnya. Potensi IDI cabang Sumut sangat beragam. Paling nyata adalah distribusi dokter spesialis yang tidak merata disamping adanya perbedaan dari segi suku dan adat budaya. Sumber : http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=91325&Itemid=27 |
No comments:
Post a Comment